Bila Nyanyian Di Usik
BILA NYANYIAN DI USIK
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba’du:
Umat manusia adalah gabungan dari berbagai macam karakter yang berbeda-beda, kemudian setelah itu datang Islam untuk membenarkannya, lalu diarahkan supaya mau meniti jalan yang lurus. Adapun yang namanya nyanyian dia hanyalah pembangkit syahwat kemaluan, mendorong sifat pembangkang pada pribadi lelaki maupun perempuan bangkit, dan sebagai faktor terjadinya perbuatan zina yang akan menghancurkan rumah serta merobohkan kehidupan berumah tangga, sehingga pada akhirnya dia disejajarkan dengan binatang ternak. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَة وَسَآءَ سَبِيلا [ الاسراء: 32]
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. [al-Israa’/17: 32].
Aku pernah melihat ada seorang pemuda yang sedang bernyanyi diantara dentuman alat-alat musik, tepuk tangan riuh terdengar dari para penonton yang mengitarinya, sedang team musik yang berada disekitarnya berjoged ria sambil tertawa, ada pula yang sambil makan dan minum. Terlihat tidak ada keinginan dalam benak seorang pun diantara mereka untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi umat, entah itu dengan cara mengajari orang bodoh, ikut serta mengobati orang yang sedang sakit, atau mengusir musuh dari negerinya, atau membantu orang lain yang sedang membutuhkan.
Aku berkata dalam hati, “Orang-orang tadi adalah bagian dari tubuh umat Islam yang tak ubahnya bagaikan noda yang semakin menambah pilu di sekitar luka, semakin menambah problematika umat, itulah kenapa dengan mudahnya kita dikelilingi oleh para musuh diluar sana. Allah ta’ala menegaskan dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: ﴿يُرِيدُونَ لِيُطۡفُِٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨﴾ [ الصف: 8]
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya -Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. [ash-Shaff/61: 8].
Bagaimana dirinya dengan senangnya berdendang ria sedang saudaranya di bumi Palestina sedang menangis pilu? Dan coba lihat dia yang memegang alat musik ditangannya, sedangkan jauh disana saudaranya berhadapan dengan musuh memegang senjata demi mengusir para penjajah dari negerinya. Mereka mampu tertawa lepas, berjoged dan bersendau gurau, sedang saudara mereka berada dalam penjara musuh tertawan dengan menghadapi siksaan bahkan dibunuh. Kalau seandainya kita tidak mampu membantu mereka dengan harta dan jiwa, mari coba kita ikut serta dalam kesedihan dan beban pilu yang mereka rasakan.
Bukankah satu mukmin dengan mukmin lain adalah bersaudar? Jawabannya tentu, karena Allah Shubhanahu wa ta’alla merekam dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم [ التوبة: 71]
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul -Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [at-Taubah/9: 71]
Barangkali kamu akan tercengang, yang semakin menambah pilu dan sedih yang ada di dalam sanubarimu, manakala engkau melihat ada seseorang dari kalangan umat Islam ini yang mempunyai tempat untuk sewa menyewa dan jual beli kaset video yang berisikan suara dan video klip para penyanyi yang mengumbar nafsu, film yang tidak tahu malu, sinetron yang banyak mengkhayal, dan lain sebagainya yang membuat jalan kerusakan semakin terbentang lebar, merubah budaya timur menjadi budaya barat yang penuh dengan kejahatan dan perbuatan cabul, merubah menjadi bangsa yang berjiwa rendah dan berhati busuk, dengan suara musik yang hingar bingar, tubuh yang semi telanjang, lirik lagu yang mengumbar nafsu serta pakaian yang membangkitkan birahi.
Barang yang dibeli menggunakan uangnya kaum muslimin, lalu suara tersebut diperdengarkan didalam rumah-rumah kuam muslimin, serta diperjual belikan ditengah-tengah kaum muslimin. Dan itu bebas bagi dirimu, engkau bisa hanya mendengarkan alunan musiknya saja, atau mendengar sambil menyaksikan video klipnya.
Dengan relanya para pemuda menghabiskan waktu duduk dihadapan gambar tersebut hanya untuk melihatnya, dengan rela pula para pemudi menghabiskan malam tanpa tidur untuk menyaksikannya, seakan itu menjadi hidangan keluarga, tentunya setelah ini kerusakan apa lagi yang akan terjadi? Allah ta’ala menegaskan dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّهَوَٰتِۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا ٥٩ إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحا فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ شَيۡٔا [ مريم: 59-60]
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. [Maryam/19:59-60].
Belum lagi sebagian kalangan yang menjual alat-alat musik dengan segala macam bentuk dan ragamnya, penjualnya seorang muslim, yang beli juga muslim, penyanyi dan juga pendengarnya adalah muslim. Sungguh kondisi semacam ini lebih menyayat hati dan menyakitkan keberadaan umat dari pada luka yang dibikin oleh para musuh Islam. Ketahuilah, betapa merugi bila ada orang yang berjualan alat musik, betapa merugi penjual yang menyediakan ditokonya alat-alat tersebut, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegur kita dengan firman -Nya:
قال الله تعالى: أَفَحَسِبۡتُمۡ أَنَّمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ عَبَثا وَأَنَّكُمۡ إِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُونَ [ المؤمنون: 115]
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”. [al-Mukminuun/23: 115].
Sesungguhnya nyanyian dan musik adalah haram dalam syari’at Allah azza wa jalla. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan hal itu dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡتَرِي لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡم وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَاب مُّهِين [ لقمان: 6]
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”. [Luqman/31: 6]
Dan telah shahih penukilan dari kalangan para sahabat, bukan hanya satu sahabat, seperti Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang menafsirkan kalimat ‘Lahwal Hadits’ dengan nyanyian.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ » [أخرجه البخاري]
“Benar-benar akan ada sekelompok dari umatku yang menghalalkan sutera, minuman keras, musik dan nyanyian“.[HR Bukhari no: 5590. Abu Dawud no: 4039]
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi dispensasi sedikitpun pada masalah musik dan nyanyian melainkan pada moment-moment khusus seperti walimah dan hari raya. Dan itupun masih harus disesuaikan dengan batasan-batasan syari’at yang telah dijelaskan dalam beberapa hadits yang berkaitang dengan masalah ini. Kosong dari perkara yang menjurus pada perilaku dan perbuatan dusta serta perkara yang batil.
Dan pembolehan syari’at untuk nyanyian dan rebana pada walimah secara khusus karena mempunyai tujuan serta maksud mulia yang mengitarinya, yaitu sebagai pembeda antara pernikahan yang halal dengan pernikahan yang haram. Sehingga ketika kita menyadari hal tersebut hendaknya kita tidak menyelisihi apa yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana tersirat dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا [ النساء: 115]
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. [an-Nisaa’/4: 115].
Adapun dispensasi pada nyanyian dan sendau gurau yang ada pada hari raya yang sesuai dengan syari’at dan ketentuan, karena sebabnya adalah hari untuk bersenang-senang yang terjadi satu tahun sekali yaitu hari raya. Dimana Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا » [أخرجه البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya setiap umat memiliki hari raya dan ini adalah hari raya kita“.[HR Bukhari no: 952. Muslim no: 892].
Bila kita bandingkan dengan jenis musik dan lagu sekarang ini, maka dimana letak keringanan syari’at yang menjadikan terikat dengan waktu, tempat serta lirik lagunya. Lihat penyelisihannya, mulai dari begadang sambil ditemani minuman keras, jogedan yang tidak tahu malu, tubuh yang tidak terbalut pakaian, para penyanyi yang mengumbar nafsu, yang menanggalkan kehormatan, sehingga terbuang nilai keluhuran serta kesucian. Allah ta’ala menegaskan didalam firman -Nya:
قال الله تعالى: وَلَقَدۡ صَدَّقَ عَلَيۡهِمۡ إِبۡلِيسُ ظَنَّهُۥ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ [ سبأ: 20]
“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman”. [Saba’/34: 20].
Sesungguhnya keberadaan grup musik, para penari dan seniman sangat mengotori lingkungan kaum muslimin, yang akan merusak generasi muda, memecah belah anggota keluarga, menimbulkan permusuhan dikalangan mereka, serta mencegah mereka untuk berdzikir kepada Allah jalla wa ‘ala. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan kondisi orang-orang semacam ini dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتۡهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغۡتَة قَالُواْ يَٰحَسۡرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطۡنَا فِيهَا وَهُمۡ يَحۡمِلُونَ أَوۡزَارَهُمۡ عَلَىٰ ظُهُورِهِمۡۚ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ [ الأنعام: 31]
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian lami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu”. [al-An’aam/6: 31].
Demi Allah, berapa besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli film-film semacam ini! berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan serta menontonya?! Berapa banyak keluarga yang rusak gara-gara ini, dan berapa banyak kejahatan yang terjadi juga karena faktor video klip-video klip semacam ini?! Apakah itu semua belum cukup sebagai peringatan bagi kita? Allah ta’ala menegaskan dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُهُمۡ لِذِكۡرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلۡحَقِّ وَلَا يَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوبُهُمۡۖ وَكَثِير مِّنۡهُمۡ فَٰسِقُونَ [ الحديد: 16]
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”. [al-Hadiid/57: 16].
Apakah sekarang kita sepakat dan yakin akan bahaya musibah yang akan menimpa? Jika kita telah yakin apakah kita ada usaha untuk mengganti perilaku buruk tersebut dengan kebajikan, merubah sifat hina menjadi sifat utama, kejelekan dengan kebaikan? Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk bisa melakukan hal itu semua. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam firman -Nya:
قال الله تعالى: قَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمۡ كَثِيرا مِّمَّا كُنتُمۡ تُخۡفُونَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرۚ قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُور وَكِتَٰب مُّبِين ١٥ يَهۡدِي بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِهِۦ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰط مُّسۡتَقِيم [ المائدة: 15-16]
“Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan -Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. [al-Maa-idah/5: 15-16].
Ya Allah, tunjukanlah kepada kami bahwa yang benar adalah benar dan limpahkan kemudahan bagi kami untuk mengikutinya, dan tunjukan kepada kami bahwa yang salah adalah salah dan berilah kami kemudahan untuk menjauhinya. Ketahuilah, tidak ada yang lebih bahaya dari pada perkara ini. maka kita memohon kepada -Nya:
قال الله تعالى: رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٤ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَة لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ وَٱغۡفِرۡ لَنَا رَبَّنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ [الممتحنة: 4-5]
“Ya Tuhan Kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [al-Mumtahanah/60: 4-5].
[Disalin dari الغناء والمعازف Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwaijiri, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2014 – 1435]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/35238-bila-nyanyian-di-usik.html